Diberdayakan oleh Blogger.
RSS
Container Icon

It's me

Melihat salah satu film anime tadi malam, saya seperti melihat ke belakang dalam hidup saya. Ternyata penilaian saya selama ini salah. Saya kira di dunia ini hanya saya yang seperti itu. Ternyata ada orang di luar saya yang begitu tertarik dengan karakter tersebut dan menjadikannya sebuah karya animasi.

Saya seperti melihat diri saya dalam animasi itu. Karakter, gaya, kisah cinta, hampir 80% sama. Bedanya sedikit saja karena animasi itu di Jepang dan saya di Indonesia. Juga dengan karakter cowok di dalamnya agak berbeda. 

Ketika saya melihat tokoh ceweknya, saya merasa sedikit risih. Jadi selama ini, orang-orang di sekeliling saya mungkin merasakan hal sama. "Dry Ice" itulah saya yang dahulu. Tanpa ekspresi, tanpa perasaan, tak bisa merasakan apapun. Yang diinginkan cuma grade tinggi. 

My little monster, Shizuku, tokoh yang mirip sekali dengan saya. Saya selalu mengacuhkan orang-orang yang ingin mendekati saya. 

Tapi saya senang, sekarang saya tidak lagi seperti itu. Saya sudah jadi manusia normal. Siapa yang membuat saya seperti itu? Ada tokoh Haru lain dalam hidup saya. Tapi saya tak tahu siapa. Yang saya tahu, saya sudah berubah. Berubah drastis menjadi orang yang sentimentil dan sangat peka terhadap lingkungan. Bahkan hal kecil pun membuat saya meneteskan air mata. Tidak seperti dulu yang tidak bisa menangis bahkan tersentuh.


Sedikit tapi mengena. Itu yang saya dapatkan dari film animasi itu. Jika Anda ingin tahu seperti apa saya dulu, mungkin saya bisa rekomendasikan animasi dengan judul " My Little Monster"

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Why Mars Died, and Earth Lived


This video explores the most basic question of all: why we explore space? Be sure to experience the visual spectacle in full HD, 1080P.


The Mars rover, Curiosity, is the latest in a long line of missions to Mars: landers sent to scoop its soil and study its rocks, orbiters sent to map its valleys and ridges.

They are all asking the same question. Did liquid water once flow on this dry and dusty world? Did it support life in any form? And are there remnants left to find? The science that comes out of these missions may help answer a much larger, more philosophical question.

Is our planet Earth the norm, in a galaxy run through with life-bearing planets? Or is Earth a rare gem, with a unique make-up and history that allowed it to give rise to living things? On Mars, Curiosity has spotted pebbles and other rocks commonly associated with flowing water. 

It found them down stream on what appears to be an ancient river fan, where water flowed down into Gale Crater. This shows that at some point in the past, Mars had an atmosphere, cloudy skies, and liquid water flowing. So what could have turned it into the desolate world we know today? 

One process that very likely played a role goes by the unscientific name, "sputtering." Like the other planets in our solar system, Mars is lashed by high-energy photons from the Sun. When one of these photons enters the atmosphere of a planet, it can crash into a molecule, knocking loose an electron and turning it into an ion. The solar wind brings something else: a giant magnetic field. When part of the field grazes the planet, it can attract ions and launch them out into space. 

Another part might fling ions right into the atmosphere at up to a thousand kilometers per second. The ions crash into other molecules, sending them in all directions like balls in a game of pool. Over billions of years, this process could have literally stripped Mars of its atmosphere, especially in the early life of the solar system when the solar wind was more intense than it is today. 

Sputtering has actually been spotted directly on another dead planet, Venus. The Venus Express mission found that solar winds are steadily stripping off lighter molecules of hydrogen and oxygen. They escape the planet on the night side... then ride solar breezes on out into space.

This process has left Venus with an atmosphere dominated by carbon dioxide gas... a heat trapping compound that has helped send surface temperatures up to around 400 degrees Celsius. The loss of Venus' atmosphere likely took place over millions of years, especially during solar outbursts known as coronal mass ejections. 

If these massive blast waves stripped Venus and Mars of an atmosphere capable of supporting life how did Earth avoid the same grim fate? We can see the answer as the solar storm approaches earth. Our planet has what Mars and Venus lack - a powerful magnetic field generated deep within its core.

This protective shield deflects many of the high-energy particles launched by the Sun. In fact, that's just our first line of defense. Much of the solar energy that gets through is reflected back to space by clouds, ice, and snow. 

The energy that earth absorbs is just enough to power a remarkable planetary engine: the climate. It's set in motion by the uneveness of solar heating, due in part to the cycles of day and night, and the seasons. That causes warm, tropical winds to blow toward the poles, and cold polar air toward the equator. 

Wind currents drive surface ocean currents. This computer simulation shows the Gulf Stream winding its way along the coast of North America. This great ocean river carries enough heat energy to power the industrial world a hundred times over.

It breaks down in massive whirlpools that spread warm tropical waters over northern seas. Below the surface, they mix with cold deep currents that swirl around undersea ledges and mountains. Earth's climate engine has countless moving parts: tides and terrain, cross winds and currents -- all working to equalize temperatures around the globe.

Over time, earth developed a carbon cycle and an effective means of regulating green house gases. In our galaxy, are still-born worlds like Mars the norm? Or in Earth, has Nature crafted a prototype for its greatest experiment... Life?

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Haruskah Ku Pergi

Sepertinya semua harus ku akhiri.
Permainan yang aku mulai sendiri.
Ketidakseriusan  yang aku buat.
Semua ku kira akan mudah.
Mudah mengelabui hati tapi rupanya ada sisi jiwa yang enggan berpihak.

Seperti yang sudah dilakukan, sekarang harus segera dihentikan.
Sebelum terlambat dan menuai luka dari banyak hati.
Saat itu mungkin tak bisa diperbaiki lagi.

Meski aku coba mengingkari jati diri untuk menyambut kebahagiaan yang ternyata semu itu, kenyataannya aku tidak bisa.

Aku pikir aku akan setegar mereka, setegar dia, yang berlalu begitu saja tanpa meninggalkan apapun di hatinya dan hati yang lain.
Ternyata aku tak sanggup. 
Hatiku terlalu lemah untuk menjadi tidak baik.
Aku tak bisa menyakiti hati orang lain.
Setiap luka itu juga membuat luka di hatiku.

Kebahagiaan apa yang aku cari dengan menebar luka di hati yang lain?
Aku hanya mencari bayangan untuk menutupi kegelapan jiwaku.
Padahal tidak seharusnya demikian.

Orang yang datang padaku adalah orang yang sama tapi berbeda raga.
Tapi tetaplah dia dan dia dengan segala hal yang sama.

Jika aku lanjutkan hanya akan ada perulangan takdir menyakitkan.

Apa itu yang disebut bahagia???

Aku senang melihatnya bahagia. 
Seandainya saja bahagia itu denganku.
Tapi dia tak setangguh itu untuk bisa bersamaku.

Rasanya ingin aku pergi sejauh mungkin ke tempat tak ada satupun yang mengenalku.
Tapi apa yang aku dapatkan?
Bukankah aku di sini karena tujuan itu. Tapi aku pun tak mendapatkan yang aku mau.
Terulang lagi kisah yang sama dengan orang yang hampir sama.

Aku tak seharusnya berlari...
Karena langkah dan jalan yang ku tempuh juga tetap sama.

Hati ini lelah, lelah sekali.
Bertemu dan berpisah....

Aku ingin sendiri melalui hidup tapi itu tak mungkin.
Karena di sela perasaan jenuh itu terselip kerinduan akan kehangatan kasih sayang.

Tapi dibalik itu, aku sudah tak bisa merasakan apapun.
Hatiku membeku kembali.
Membeku dan tak berasa apapun.

Lalu untuk apa semua ini?
Untuk apa??

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Cover

Hai Kawan...

Malam ini untuk mengisi waktu sambil menunggu rasa kantuk datang, saya ingin berbagi sesuatu pada Anda.
Sesuatu itu bukan hak yang sangat saya mengerti tapi juga hal yang mungkin saja Anda lebih tahu dari saya.

Terkadang Anda harus merubah sedikit dari bagian diri Anda untuk bisa menyelami diri orang lain.
Anda juga bisa menyesuaikan diri Anda dengan kesenangan orang lain untuk dapat mengenalnya jauh, tapi batasannya adalah tidak merubah karakter Anda.
Cukup yang sedikit itu membuat Anda diterima oleh mereka sehingga mereka nyaman mengungkap diri mereka ke Anda.

Orang-orang di sekitar Anda adalah lautan ilmu yang bisa Anda keruk sedalam-dalamnya juga sejauh-jauhnya. Ketika Anda mampu mendapatkan itu, Anda akan banyak belajar darinya.
Anda akan semakin tahu bagaimana memperlakukan orang lain. Anda juga akan mampu membuat diri Anda hebat tanpa disadari orang lain.

Anda tidak perlu meminta orang di sekitar Anda mengisi lembar soal psikotest untuk mengetahui siapa mereka tapi Anda cukup menjadi bagian dari soal psikotest, yang jawabannya langsung dapat Anda dapatkan.
Tapi perlu disadari bahwa menggali itu tidak selamanya mengenakkan. Dalam prosesnya, Anda mungkin akan dipertemukan dengan banyak kesulitan yang bisa menyita pikiran, tenaga, dan emosi Anda.
Persiapkan segalanya dengan matang saat Anda berencana melakukannya. Namun ingatlah Kawan bahwa sesuatu yang Anda dapatkan dengan kerja keras itu akan diberi imbalan setimpal.
Anda tak perlu kecewa ketika mendapatkan penolakan secara emosional oleh "lawan main" Anda. Itu bagian tes yang Anda lakukan.

Mungkin sebagian dari Anda berpikir untuk apa melakukan hal yang susah payah tersebut dengan imbalan yang sepertinya tidak Anda rasakan manfaatnya secara langsung.
Memang benar, tidak ada imbalan langsung dari apa yang Anda upayakan tersebut tapi Anda bisa mengerti dengan siapa Anda bergaul.

Meski orang di sekitar kita begitu banyak dan mengaku menjadi "kawan" Anda, tidak semua dari mereka tulus dengan yang mereka katakan atau pikirkan.
Sebagian dari mereka dekat dengan Anda karena hanya ingin sesuatu yang Anda miliki. Kepunyaan Anda itu bisa dalam hal apapun, bisa barang nyata atau yang tidak nyata.
Anda akan tahu seberapa jauh Anda bisa berlari bersama mereka atau Anda hanya bisa mengajak mereka berdiri di tempat yang sama saja.

Di luar itu, setiap orang punya visi dan misi yang berbeda dalam hidup. Anda hanya akan bertemu di garis finish dengan orang-orang yang sejalan dengan visi dan misi Anda.
Dan bagi yang berbeda, mereka punya jalan sendiri. Tapi tenang Kawan, jangan pernah risaukan itu semua. Karena untuk mencapai itu, kita punya jalan persimpangan yang memperbolehkan kita masuk dalam jalur masing-masing untuk bisa berlari bersama, tapi tentu tidak akan bertahan lama.

Selain itu, keuntungan lainnya adalah Anda akan tahu bagaiman Anda harus memperlakukan orang-orang di sekitar Anda.
Anda jangan terlalu rigid juga jangan terlalu lemah. Terkadang, Anda harus merubah sikap Anda untuk bisa membuat orang di sekitar Anda menghargai Anda bahwa Anda memperlakukan baik mereka karena Anda menyayangi mereka.

Membalas keburukan orang yang bersikap buruk kepada kita jauh lebih mudah dari membalas keburukan itu dengan kebaikan.

Mungkin ada banyak yang tertawa sinis mendengarnya. Menganggapnya hanya teori belaka. 
Sebagian dari mereka tidak percaya. Ada banyak alasan untuk sikap mereka.
Mungkin ada yang sudah mencoba tapi gagal. Mungkin ada yang menganggapnya tidak penting. Atau juga karena belum mengalami jadi memandang sebelah mata.

Kawan, tidak semua orang di sekitar Anda memiliki hati yang mulia. Tidak semua orang di sekitar Anda suka melakukan kebaikan.
Saya yakin Anda mengiyakan itu. Terkadang kebaikan mereka hanya untuk sekadar saja tanpa diikuti rasa ikhlas bahkan yang lebih parah mereka terpaksa melakukannya.

Sesungguhnya Allah berjanji pada kita bahwa setiap kebaikan yang kita tanam, akan berbuah kebaikan yang suatu saat akan bisa kita petik buahnya, saat kita membutuhkannya.
Begitu pula, setiap keburukan yang kita lakukan juga akan membuahkan buah keburukan yang suatu saat akan menimpa kita.

Maka selagi kita masih diberi Allah kesempatan, berbuatlah kebaikan sebanyak-banyaknya.
Di luar sana, ada banyak orang yang berharap memiliki kesempatan dan kekuatan lebih yang Anda miliki untuk bisa menggantikan Anda dalam berbuat kebaikan.
Maka jangan pernah menjadi orang sombong dan tidak baik dengan tidak melakukan hal baik dengan yang Anda miliki.
Sesungguhnya segala sesuatu di dunia ini bukan milik kita. Saat Allah mengambil itu dari kita, kita akan sadar bahwa kita tidak memiliki apa-apa.

Bagi seorang wanita yang tidak bisa memperlakukan laki-laki dengan hormat maka dia tidak bisa dikatakan wanita yang baik.
Dan bagi laki-laki yang tidak bisa memperlakukan wanita sebagai titipan Allah yang wajib dijaganya maka dia bukan laki-laki yang baik.

Siapapun dia, keluarga, teman, atau orang yang tidak kita kenal, perlakukanlah dengan sebaik mungkin. 

Ada saat dimana waktu akan berjalan membelakangi kita dan membuat kita merasakan apa yang dirasakan orang lain. Jangan sampai hal buruk yang menimpa Anda itu adalah bagian kesombongan Anda yang tidak mau diperingatkan kebaikan hati Anda.

Sesungguhnya saat itu akan jauh lebih sakit. 

Semoga Allah meluruskan hati kita yang bengkok. Semoga Allah membersihkan hati kita yang kotor.
Semoga Allah memberi kesempatan kita untuk hidup menjadi pohon yang terus berbuah segar dan menyegarkan bukan menjadi pohon berbau bangkai dan berbuah masam.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Dead Point

Ada saat dimana kebodohan itu terlampau besar sehingga membuat lubang mendalam dalam jiwa.
Kebodohan atas kesalahan yang tak seharusnya dilakukan. Penyesalan yang tersisa seperti paku yang menancap di pagar, meski dicabut tetap berbekas.
Tuhan bersama ketika kita berbelok dari jalan yang seharusnya dan ketika sudah menemukan jalan itu kembali, muncullah rasa bersalah dan penyesalan yang tak termaafkan diri sendiri.
Satu hal yang teropikir "bagaimana bisa melakukannya?", "seandainya tidak melakukannya akan baik mungkin hasilnya".

Sangat beruntung Tuhan menyelamatkan sebelum benar-benar terjatuh ke jurang. Tapi rasa bersalah mengapa sampai di tepi, itu yang menyakitkan.
Seandainya saja tidak menuruti bisikan setan yang ingin membuat celaka, semua itu tak akan terjadi.
Setan ternyata punya banyak cara dalam menggoda manusia dan cara terampuh adalah memberi bayangan keindahan, padahal itu justru jurang terdalam yang jika sudah masuk ke dalamnya, tidak akan bisa naik kembali ke permukaan.

Tuhan, dalam sujud syukur ini saya sampaikan ," engkaulah sebaik-baiknya pemberi petunjuk. Hanya engkau yang mampu menuntun tepat pada yang seharusnya. dan kini saya menyadarinya. Tapi Tuhan, satu hal yang ingin saya dapatkan darimu , hilangkanlah segala penyesalan kebencian kekecewaan terhadap diri sendiri. bantulah saya memaafkan diri sendiri. Saya ingin damai dalam tuntunanmMu yang indah. Dan jauhkanlah saya dari jurang itu agar saya tidak sampai ke tepiannya lagi.

Semoga siapapun yang juga seperti saya akan diberi hal serupa.

Kawan, jangan pernah melihat segala sesuatu dari permukaannya saja tapi coba selami lebih jauh agar dapat ditemukan sesuatu yang tersembunyi dalam sesuatu dan itu tak menyebabkan penyesalan yang dalam.
Semoga

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Lovely Rain

Hujan...
Saya sangat menyukai hujan. Setiap saya sedih hujan selalu turun. Entahlah apakah itu mendramatisir atau memang kenyataan yang sulit dipahami. Setiap titik hujan yang turun menjadi hiburan tersendiri. Saya mungkin termasuk orang yang aneh tapi saya senang menjadi diri saya sendiri.

Kawan, ada hal yang berbeda saya alami setiap hujan turun. Sesaat sebelum hujan turun, saya pasti mencium wangi hujan. Haha...saya sendiri tidak tahu wanginya hujan itu seperti apa, tapi ada bau lain sesaat sebelum hujan turun. Dan saya selalu merindukan "wangi" itu di setiap letih yang sulit saya atasi. Emm...setiap saya stress dan merasa jenuh saya biasanya melakukan penyegaran sesaat dengan cara berdiam diri sejenak. Saya menutup mata. Saya bayangkan diri saya berada di tengan hutan rindang dan saat itu hujan turun dengan indah. Saya mencoba merasakan wangi hujan dengan perasaan damai. Dan setelahnya, saya benar-benar merasakan damai.

Saya punya kebiasaan yang bisa dibilang aneh. Itu sudah terbentuk sejak saya kecil. Dulu ketika saya sedih, saya berlari ke belakang rumah. Di sana saya sendiri memandang langit. Karena keseringan terjadi saat malam hari, saya menatap langit yang dipenuhi bintang. Tidak selalu sih ada bintang tapi yang jelas saya sering berbicara sendiri dengan mereka. Meski saat itu saya sedang sendirian tanpa siapapun tapi saya seperti punya teman yang selalu ada buat saya saat saya kesepian. Saya berbincang dengan bintang, dengan bulan, dengan angin, dan dengan apapun di sekeliling saya. Saya bayangkan tengah mengarungi langit dan menikmati pemandangan di luar tempat saya itu. Tidak jarang saya menutup mata dan mencoba merasakan keberadaan saya di situ.

Konyol mungkin kedengarannya tapi cara-cara itu saya gunakan untuk menghibur diri saya. Dan terbukti letih dan gelisah saya bisa hilang setelahnya. 

Akhir-akhir ini hujan turun membawa perasaan risau saya. Banyak yang saya risaukan terutama tentang siapa pria yang kelak akan mendampingi saya. Sebenarnya perasaan saya ini sangat wajar. Saya yakin banyak orang yang juga merasakannya. 

Saya tatap setiap tetesan hujan yang turun ke bumi. Saya mungkin di sini melihat hujan itu dan di suatu tempat yang tidak saya tahu, entah itu di dekat atau jauh dari saya, jodoh saya juga sedang melakukan hal yang sama. Saya tak tahu apakah dia juga merasakan hujan seperti saya atau tidak tapi saya berharap Tuhan menyampaikan perasaan rindu saya padanya bahwa saya menunggunya.

Saya memang tidak tahu bagaimana dia dan siapakah dia tapi saya yakin dia orang yang baik. Mungkin di tempat lain dia sedang gelisah seperti saya atau justru sedang sibuk beraktivitas, entahlah....

Saya berharap pertemuan saya dengannya menjadi pertemuan tak terlupakan seumur hidup. Saya ingin bertemu dengannya dalam kondisi terbaik saya. 

Saya tak tahu apakah saya sudah menemukannya sekarang hanya saja saya tak tahu ataukah justru saya belum pernah melihatnya. Tapi saya yakin hati saya akan memberi sinyal paling indah.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Klik....Delete

Hahai...
Kebodohan terjadi dalam satu detik saja. Sekali klik, musnah sudah...
Haha...tidak apa-apa Kawan, itu kesalahan kecil ternyata...

Kawan hari ini saya akan bercerita tentang sesuatu yang disebut manusiawi. Emm...lebih tepatnya menjadi manusia sesungguhnya. Manusia itu terlahir dengan yang namanya salah dan khilaf. Berbuat salah bukan suatu hal yang luar biasa. Orang yang sering mencoba maka semakin sering manusia berbuat salah. Tapi dari kesalahan yang diperbuat akan ada suatu pelajaran baru yang didapat. Pelajaran baru itu akan mengubah cara pandang manusia untuk menjalani hidupnya. Diharapkan dengan cara berbeda dalam menjalani hidup maka akan diperoleh hidup yang lebih baik.

Kecewa, perasaan itu wajar sekali muncul dalam hati manusia. Ketika terjadi ketidakseimbangan antara harapan dan kenyataan maka  respon terhadapnya biasanya dinamakan kecewa. Kecewa sulit dikontrol. Biasanya perasaan itu muncul secara tiba-tiba, tidak bisa diduga, dan sulit dikontrol. Tapi keberlanjutan dari rasa kecewa itu bisa dikontrol sehingga tidak berlanjut hingga waktu lama dan menimbulkan banyak perasaan buruk lainnya.

Kekecewaan itu bisa timbul juga dari perasaan bersalah karena telah membuat kesalahan yang tidak disengaja. Orang jujur lebih sering mengalami kekecewaan mendalam saat dia melakukan kesalahan. Orang jujur cenderung tidak ingin menyakiti orang lain sehingga lebih berhati-hati dalam melakukan sesuatu. Ketika dibingungkan dengan sesuatu hal sehingga menyebabkannya berbuat salah maka ia akan menyesal sekali. 

Hari ini saya menyadari bahwa saya adalah manusia seutuhnya dengan segala kesalahannya. Tapi saya bersyukur karena sebelum kesalahan itu melebar, Tuhan menghentikannya. Dia membuat saya beralih dari tempat saya berdiri dan membuat saya terjatuh untuk membuat saya berpikir bahwa di sisi lain ada jalan lain yang membuat saya akan berhasil.

Kekecewaan saya akan bisa disembuhkan dengan bisa dikontrol oleh diri sendiri. Tapi berbeda seandainya kekecewaan itu melebar dan membuat orang di sekitar saya merasa kecewa. Pasti itu akan lebih susah bagi saya untuk membuat mereka tersenyum kembali setelah mereka kecewa. Saya tidak sanggup mengontrol perasaan orang lain.

Tapi meski demikian saya senang karena kekecewaan itu sudah saya persiapkan. Energi berlebih yang saya miliki sudah cukup membuat saya siap menerima kekecewaan itu. Dan untuk itu saya siap menanggung segala yang sudah saya pilih. Saya yakin setiap keputusan yang saya ambil harus saya pertanggungjawabkan akibatnya. So, saya akan berusaha memupuk kekuatan untuk semua itu.

Kawan, menjadi manusia itu tidak mudah tapi bukan berarti hidup yang dilalui itu mustahil. Setiap dari kita sudah dibekali dengan sesuatu yang membuat kita bisa mengatasi semua itu.
Believe yourself....

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kau di sana

Seperti kerlip bintang malam ini, hatiku tengah berpendar begitu gemerlap.
Tak pernah aku sangka bahwa aku yang berhati batu akan luluh dengan sentuhan kecil yang melelehkan seluruh jiwa.
Dentingan not-not piano semakin menghangatkan jiwa karena setiap pijakan jariku menggambarkan perasaanku yang dibuat meradang karena ketidaksabaranku melihatmu lagi.

Siapa kamu duhai pria asing yang membuat malamku penuh dahaga kerinduan?
Bayangmu saja membuatku kalah, bagaimana bisa ku menatap matamu?

Duhai pria asing, kaulah pencuri terhebat sedunia
Dengan lihai kau mencuri hatiku dengan tanpa aku sadari
Dan ketika aku tahu, semua telah terlambat, ku jadi rinduimu

Mungkin kau tak merasakan apapun di sana, dalam mimpimu sekalipun
Tapi ku di sini percaya bahwa akan ada suatu masa dimana kau akan datang padaku,
datang menjemputku, menggenggam tanganku, dan kan bawaku pergi dalam dunia bahagia penuh cinta kasih denganmu

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Wanita Utuh Untukmu


Ada banyak kelebihan yang ditolak manusia. Seperti kelebihan wanita untuk bisa mengerjakan kewajibannya yang kemudian menjadi suatu hal memalukan karena perkembangan zaman. Sampai hari ini saya sendiri dan mungkin beberapa teman wanita lainnya jika ditanya, “bisa memasak?”, kebanyakan akan menjawab tidak bisa. Padahal mungkin sebenarnya justru bisa. Saya sendiri meski bukan seorang expert tapi saya bisa. Bahkan jika diminta berkreasi dengan bahan makanan, saya termasuk orang yang kreatif. Terbukti dengan teman-teman yang merasakan masakan saya, memuji hasil kreasi saya.

Saya adalah seorang cewek yang lebih bangga jika menjalani peran seorang laki-laki. Saya sempat malu menjadi wanita karena dalam benak saya wanita itu lemah. Sehingga lebih dari 20 tahun saya berusaha menjadi laki-laki. Tapi saya bukan termasuk orang yang ekstrem dengan merubah diri menjadi laki-laki. Saya hanya melakukan beberapa hal yang dilakukan laki-laki seperti bermain bola, memotong rambut pendek, bersikap layaknya laki-laki yang bijak, yang suka menolong lain. Intinya saya ingin menjadi panutan yang baik untuk teman laki-laki saya, yang saya pikir kurang bisa disebut lelaki!

Saya pun mengabaikan kelebihan saya sebagai wanita. Seperti halnya saya yang bisa memasak kemudian jarang melakukannya. Saya malu ketika saya bisa memasak.

Setelah sekian lama membiarkan kesalahan saya itu, saya perlahan menemukan fakta bahwa saya seharusnya bisa bersyukur karena bisa menjadi wanita yang utuh. Teman saya banyak yang bercerita bahwa dia hidup di lingkungan dengan seorang ibu/ kakak wanita yang tidak bisa memasak. Tiap hari mereka membeli makanan. Jika dilihat dari ekonomi, bisa saja itu dilakukan. Toh, yang seperti itu biasanya dari keluarga yang mampu. Tapi secara mental, saya kasihan terhadap mereka. Tak ada rasa kerinduan terhadap lezatnya masakan seorang ibu. Tak ada kebanggan seorang anak atas ibu yang sanggup bahkan ahli memasak. Tak ada cinta dalam selembar roti manis. Tak ada!

Sejak saat itu saya berpikir bahwa akan sangat membanggakan dengan saya bisa memasak. Saya akan bisa membuatkan suami dan anak-anak saya masakan yang saya masak dengan cinta kasih, dengan perhatian, dan tentunya dengan proses sebaik mungkin yang bisa langsung saya pastikan keamanannya. Dan mulai hari ini dengan komitmen terbaik saya akan menjadi seorang wanita seutuhnya yang sukses sebagai seoarng wanita karir dan ibu rumah tangga yang baik. Saya akan pastikan, suami dan anak-anak saya akan menjadi raja dalam rumah yang saya rawat dengan baik.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

ADA

INI BUKAN KISAH KARTINI ATAUPUN SRIKANDI. PENUH DENGAN ELEGI DAN PERJUANGAN. TAPI DIA BENAR-BENAR HIDUP, BERPERAN GANDA SEBAGAI KARTINI DAN SRIKANDI. TERSERAH KAU MENYEBUTNYA APA TAPI DIA BENAR-BENAR ADA.

Tak ada yang mengenal dia, kecuali sepenggal sejarah sukses yang pernah dia ukir dan hidup dalam beberapa ingatan orang-orang terdahulu yang tak pernah ditulis dengan tinta emas. Maka jika ada badai besar yang menenggelamkan orang-orang terdahulu itu, hilanglah semua sejarah tentangnya. Dan orang-orang yang hidup setelahnya tak ada sama sekali yang mengenalnya bahkan mungkin tak akan kenal namanya.

Dia sadar akan hal itu. Tapi dia hidup bukan hanya untuk sebuah nama abadi. Dia hidup untuk dirinya. Dia hanya hidup untuk dirinya. Dia tak peduli akan ada orang yang mengenalnya atau tidak. Bahkan dia tak ingin dikenang seseorang karena dia tak ingin ada seseorang yang mengingat betapa hidupnya penuh dengan tetesan-tetesan perjuangan keras yang tercipta dari peluh dan air mata.

Dia bukan orang luar biasa. Dia bukan orang super. Dia hanya manusia biasa, hanya seorang manusia biasa. Tapi, dia punya mimpi. Dia seorang pemimpi. Tak ada yang percaya dengan mimpi-mimpinya. Tak ada. Hingga suatu hari salah satu mimpi besarnya terjadi, dan barulah orang-orang mengangguk-angguk percaya bahwa batas antara dunia mimpi dan nyata sangatlah tipis.

Dia pikir semua telah berakhir, bertemu dalam keindahan. Tapi tidaklah demikian. Semua belum berakhir dalam keindahan. Semua masih gelap, dan malam-malamnya belum berakhir.

Timbul rasa takut dalam hatinya. Tapi dia sadar bahwa jika menyerah saat ini, orang-orang yang ingin dia perlihatkan kebenaran antara tipisnya batas itu akan menyerah dan menutup matanya kembali. Di sisi lain dia telah kehabisan tenaga. Dia tak sanggup membuat dirinya selalu sanggup berdiri tegak. Ya karena dia hanya manusia biasa.

Jika Tuhan memberikan sedikit keunggulan pada dirinya, itu bukanlah hal yang harus dibanggakan meski itu sangat membanggakan. Tapi yang sedikit itu membuatnya makin kalang kabut. Dia terlalu kecil untuk mengemban amanah sebesar itu. Raganya capek, jiwanya lelah. Dia cukup letih terombang-ambing dalam dua dunia yang sama sekali berbeda. Dunia yang tak semua orang mengerti dan paham keberadaannya.

Dalam sedikit kegalauan hatinya, ia ingin sekali menerima amanah itu. Berbahagia dengan sedikit keunggulan itu. Tapi ketika dia tersadar bahwa hidupnya tak seharusnya seperti itu, dia sedikit ragu membawa keunggulan itu. Karena satu hal, dia tak ingin mengecewakan.

Satu masalah terbesarnya ialah, ia takut dan sangat takut membuat orang-orang di sekitarnya menangis. Dia tak sanggup! Ketakutannya itu membuahkan ketakutan yang lain hingga langkahnya semakin pelan dan pelan. Hingga suatu ketika dia putus asa dan berhenti. Dia salah mencari tempat pemberhentian. Di sana dia hanya melihat kesuraman. Hanya padang gersang dihuni orang-orang yang sangat mudah mengakhiri harapannya. Dihuni pepohonan kering yang tak sanggup membuatnya rindang dan menjadi peneduh. Dia salah memilih tempat.

Di tempat itu dia belajar keputus-asaan. Dia tak mengerti bahwa tempat yang ia kira memberinya kedamaian itu sesungguhnya hanya membuatnya makin lemah dan lemah. Dia tak sadar.

Hingga suatu hari ketika Tuhan membuka matanya kembali, barulah dia tahu bahwa dia tengah tersesat sangat lama dan begitu jauh. Dia mulai berdoa pada Tuhannya agar dikembalikan lagi ke tempat semula. Tapi Tuhannya sungguh Pemurah, karena DIa tak akan mengajarinya menjadi orang ceroboh dan manja yang dalam sekejab saja setalah melakukan kesalahan lalu merengek meminta dikembalikan lagi ke tempat semula.

Tuhannya mengajarinya menjadi orang yang kuat. Dia menyuruhnya untuk terus berjalan ke depan, seberapapun terjal jalannya itu. Tuhannya memberitahunya tentang arti tanggung jawab. Dia harus hidup dengan baik pada hari ini untuk menghapus keburukan di masa lalunya.

Dia kebingungan. Merasa Tuhannya memberinya beban berat. Dia berpikir pasti ada jalan lebih mudah. Bukankah jika Tuhannya mengatakan “iya” maka semua akan indah seperti semula? Dia hanya butuh satu kata persetujuan dari Tuhannya.

Kembali dia berjalan di tengah keterjalan. Dia tahu tak semudah itu ia dapatkan persetujuan. Dia tahu dia harus bekerja keras dahulu untuk menunjukkan bahwa dirinya pantas. Pantas untuk dapatkan persetujuan itu.

Dan dia mencoba melihat apa yang terjadi. Mencari letak kesalahan yang ia perbuat untuk dia perbaiki. Memperbaiki semuanya dan menemukan arti dirinya selama ini. Mungkin dengan begitu dia akan dapatkan persetujuan dari Tuhannya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Tuhan Tolong


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Perih


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Buka Hatimu


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS