Diberdayakan oleh Blogger.
RSS
Container Icon

It hurts

Pernah belajar menggunakan panah?
Saya belum pernah tapi saya mulai membayangkan bagaimana rasanya terpanah, mati dengan pelan tapi menyakitkan. Saya tidak pernah membayangkannya sebelum saya merasakan ada satu panah beracun menancap dalam dada saya. 

Saya bahkan tak tahu darimana panah itu berasal. Saya hanya bisa merasakan tepat saat panah itu menembus daging dan masuk dalam titik tengah dada saya. 

Saya tak tahu apa yang terjadi. Saya tak tahu.....
Yang saya rasakan sakit teramat untuk beberapa detik. Kemudian semua seperti sama. Tak ada sakit lagi. Entah karena kesadaran saya mulai menghilang atau racun dalam panah itu benar-benar telah membunuh saraf saya. 

Meski teramat sakit tapi tak ada airmata. Tak ada rintihan. 
Saya masih bisa tersenyum. 

Beberapa detik saya seperti mengingat bahwa saya pernah merasakan rasa sakit yang sama. Seperti 8 tahun yang lalu. Dulu mungkin akan seperti ini. Tapi kenangan menghapus rasa hanya menyisakan gambar dari wajah dan kondisi.

Tapi sepertinya rasa ini lebih sakit. Beberapa detik sebelumnya saya ingin sekali panah ini ada. Dengan ketangguhan, saya pikir akan mudah menanganinya tapi ternyata saya salah. Ini lebih sakit dari yang sebenarnya.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Apa Adanya Bukan Berarti Berserah Diri

Hai Kawan, sudah lama saya tak menulis di blog ini. Hari ini saya terinspirasi dengan kehidupan sekitar saya jadi saya ingin menuliskan opini saya.

Pernahkah Anda mendengar tentang orang yang mengatakan "menjadi apa adanya"? Sepertinya sering. Baiklah kita perlu bahas ini lebih mendalam. 

Bagi beberapa orang, mengatakan "saya apa adanya" sepertinya mudah tapi dibalik kata itu tersimpan begitu banyak makna. Sering orang mengatakannya saat dia terdesak, terpojok, tak punya pembelaan lain selain itu saat orang-orang memberinya saran atau cenderung saat orang-orang memberinya kritik yang pedas. Menurut hemat saya, menjadi apa adanya itu sangat baik tapi dalam konteks tertentu. Apa adanya itu bukan diam, pasrah, berserah diri. Apa adanya bukan berarti membiarkan segalanya berjalan mengikuti arus tanpa melakukan apapun. Kawan, kita ini manusia. Manusia tercipta menjadi obyek yang dinamis. Sangat tidak baik jika kita mengatakan itu hanya karena kita ingin membela diri tanpa kita melakukan apapun.

Kawan, Tuhan memberi kita begitu banyak anugerah yang harus kita syukuri. Cara bersyukur ada banyak. Selain mengucapkannya dalam kata-kata, kita juga harus mensyukurinya dengan cara "merawat" dan mempertahankannya agar tetap baik. Itu adalah cara terbaik yang bisa kita lakukan. Diri kita ini adalah aset luar biasa yang diberikan Tuhan pada kita, sadarkah kita dengan hal itu? Anda bisa membayangkan saat Anda membeli barang. Anda pasti membelinya setelah Anda memilih dengan sangat detail dan tentunya itu adalah barang terbaik dari yang baik. Barang itu tentunya barang berharga untuk Anda dan Anda tentu tidak ingin barang tersebut mudah rusak dan hilang keindahannya. Nah, seharusnya kita memperlakukan diri kita juga begitu. Kita harus merawatnya dengan baik agar tidak menjadi buruk setelah Tuhan memberi kita dengan gratis.

Ketika seorang gadis bilang "ini saya yang apa adanya" tanpa dia melakukan apa-apa, itu tidak baik. Setidaknya ia harus merawat dirinya dengan baik. Memberikan tampilan terbaik dari apa yang bisa dia tampilkan. Bukankah orang akan menghargai kita jika bisa menghargai diri kita sendiri!

Memberi tahu semua orang betapa lugu kita dengan berbagai macam kata-kata dan cara bukan berarti dia apa adanya. Justru orang yang diam tanpa mengatakan dan mengungkapkan betapa lugunya dia, malah itu yang sesungguhnya lugu. Orang lugu tidak pernah meminta orang lain mengatakan lugu padanya. Begitu pula orang yang merasa apa adanya tidak perlu menunggui orang mengatakan tentang apa adanya dalam dirinya.

Apa adanya itu setelah kita berusaha membuat diri kita dalam hal terbaik lalu mengatakan "inilah diri saya. Saya berharap Anda menerima kondisi dan keadaan saya yang seperti ini. Kondisi dan keadaan yang saya usahakan terbaik saya tampilkan untuk Anda". Itu yang tepat. Dan jika ada yang menyukai kita setelah keterbukaan itu, maka itulah makna "apa adanya" yang sebenarnya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS