Adalah saat tidak menyenangkan ketika hatimu mulai terusik dengan sesuatu yang membuat gelisah
Adalah saat tidak menyenangkan ketika ketentramanmu terganggu
Adalah saat tidak menyenangkan ketika hatimu terluka saat kamu terpaksa harus tersenyum
Adalah saat tidak menyenangkan ketika apa yang kamu katakan tidak bisa dipahami orang yang ingin kamu sampaikan kebenaran kepadanya
Adalah saat tidak menyenangkan ketika kamu harus gemetaran atas sesuatu yang sudah sangat biasa kamu lakukan
Adalah saat tidak menyenangkan ketika tindakan ketidaksengajaanmu harus melukaimu karena kesalahpahaman
Adalah saat tidak menyenangkan ketika kamu harus berkorban lagi untuk membahagiakan orang lain
Adalah saat tidak menyenangkan ketika kamu terjepit dalam perasaan rumit yang tak kau pahami
Adalah saat tidak menyenangkan ketika kamu berada dalam jalur yang tak kau mengerti
Adalah saat tidak menyenangkan ketika hatimu jatuh pada waktu yang tak kau tahu sejak kapan
Adalah saat tidak menyenangkan ketika kamu harus melihat dunia ini menggigitmu tanpa rasa sakit
Adalah saat tidak menyenangkan ketika harapanmu hancur tepat di depan matamu
Adalah saat tidak menyenangkan ketika kau takut harapanmu hancur tapi kau tidak bisa melakukan apapun
Adalah saat tidak menyenangkan ketika hal yang paling kau suka harus jadi hal paling berbahaya bagimu
Adalah saat tidak menyenangkan ketika kamu harus melihat dirimu di depanmu pada sosok yang kau inginkan
Adalah saat tidak menyenangkan ketika kau tahu dirimu terlalu rapuh saat kau merasa sangat kuat
Adalah saat tidak menyenangkan ketika kerapuhanmu hanya karena ketidaktegaanmu menghadapi lawan yang ingin membunuhmu
Adalah saat tidak menyenangkan ketika kamu membiarkan dirimu hancur karena kebodohanmu sendiri
Adalah saat tidak menyenangkan ketika hatimu kacau balau hanya karena satu kejadian yang tidak sepenting yang kau pikirkan
Adalah saat tidak menyenangkan ketika kamu harus berkali-kali bodoh untuk hal yang sama
Adalah saat tidak menyenangkan ketika kebodohanmu adalah sesuatu yang sangat sadar kau lakukan
Adalah saat tidak menyenangkan ketika kau ingin berteriak tapi kau tak bisa
Adalah saat tidak menyenangkan ketika kau lelah dan akhirnya harus berbicara banyak untuk melampiaskan semuanya
Aku lelaaaah
Adalah saat
Read User's Comments(0)
Janji Itu Hal Berat
12:38 PM |
Label:
Hikmah di Balik Peristiwa
Hai Kawan...
Sudah agak lama nggak mengisi blog ini, rasanya kangen.
Kali ini saya akan membahas tentang sesuatu hal. Berdasarkan pengalaman manusia secara nyata.
Pertama dimulai dengan pertanyaan "Apakah Anda termasuk orang yang antimainstream?Apakah Anda termasuk orang extraordinary yang melakukan segala sesuatu berbeda dengan yang lain?Apakah Anda termasuk orang yang memiliki jiwa petualang yang membuat Anda selalu mencari hal baru?"
Jika jawaban atas semua pertanyaan itu adalah "ya" maka saya pastikan Anda akan bisa menerima dengan baik tentang opini saya.
Dalam hidup ini (cerita tentang orang yang masuk semua kategori di atas), ada kalanya Anda dihadapkan dengan rasa bimbang. Perasaan itu muncul saat Anda merasa agak susah menentukan sikap. Hal yang Anda hadapi bisa karena orang lain yang membawa Anda atau Anda sendiri terjebak dalam permainan yang Anda buat.
Permainan yang sangat menjebak adalah dalam permainan hati dan perasaan. Seringkali seseorang meremehkan situasi yang tanpa dia sadari akan membawanya pada pilihan sulit.
Alkisah nyata ini terjadi pada seorang manusia. Dia ialah orang yang masuk kategori di atas. Dia menjadi diri sendiri dan mencari sesuatu yang berbeda dengan orang lain. Sampailah ia pada scene dimana ia bertemu dengan orang asing yang selanjutnya dia kenal dengan baik. Sesungguhnya berkali-kali dia temukan situasi seperti itu tapi suatu ketika situasinya berbeda.
Keterpaksaannya terhadap penghilangan kesendirian membuatnya mengambil langkah panjang. Dia putuskan untuk mengenal lebih jauh orang asing itu. Sampai dimana ia terlempar ke masa lalu dan teringat dengan suatu pertanyaan khas dari seorang teman. Pertanyaan itu adalah "Seandainya saat ini kamu memiliki seseorang yang sudah memiliki ikatan janji denganmu, dimana kamu akan menemaninya sampai kamu mati. Lalu datang kepadamu seseorang istimewa yang 1000 kali lebih baik dari seorang yang kamu beri janji. Seseorang istimewa itu akan memberikan apapun yang dia punya, hatinya, jiwanya, hartanya, bahkan hidupnya sekalipun. Apa yang akan kamu lakukan?"
Sepintas, dia bingung lalu menjawab dengan tegas," Aku akan setia pada janjiku apapun yang terjadi". Temannya tersenyum dan berkata, "Kita tak pernah tahu apa yang akan terjadi."
Semenjak kejadian itu, dia dihantui oleh sesuatu. Dia sedikit menantang dengan takdir karena dia tak percaya akan terjadi hal seperti itu, sekaligus ingin membuktikan adakah seseorang istimewa seperti itu.
Waktu terus berlalu. Setiap dia kenal orang baru, dia mencoba mencari tahu lebih dalam. Dia ingin tahu siapa seseorang istimewa itu. Sambil dia mencari tahu, dia masih tepati janjinya. Tuhan pun seakan ingin memberitahunya bahwa dia melakukan hal benar.
Tiba suatu waktu, dia bertemu dengan seseorang tanpa mengetahui wajah orang itu. Dia menerka-nerka apakah orang istimewa itu adalah orang tersebut. Dia mencari tahu dan terus mencari tahu. Namun timbul keraguan dalam benaknya bahwa secara logika, tak akan terjadi.
Kawan, dia masih menunggu keputusan dari Tuhannya. Benarkah ada seseorang yang istimewa dalam hidupnya ataukah seorang yang baru itu hanya akan menjadi daftar nama dalam hidupnya yang suatu hari perlu dihapus olehnya.
Hikmah yang dipetik disini ialah bahwa jangan kita terburu-buru mengucapkan janji. Sesungguhnya janji itu sangat berat untuk dilakukan. Akan ada pertanggungjawaban di baliknya. Kita tidak pernah tahu apakah kemampuan kita saat ini akan sama dengan kemampuan kita mendatang.
Berlakulah bijaksana terhadap segala sesuatu agar kita tidak mengalami kesusahan yang teramat di masa mendatang.
Semoga kita termasuk orang-orang yang beruntung.
Tak Ada yang Bersamamu Saat Kau Sendiri
Di dunia ini ada yang terbantah. Apa yang disebut dengan pertemanan. Tidak semua orang menerima itu sebagai anugerah. Sadarkah kita bahwa dunia ini hanya kepalsuan. Tempat orang menutupi wajah dengan topeng palsunya. Tempat orang-orang bermuka dua yang memakai wajahnya lalu menggantinya dengan wajah lain di saat kondisi lainnya.
Apa makna ketulusan itu?
Mungkin bukan tulus tapi berupa budaya yang dipertahankan untuk melanggengkan makna palsu.
Sadarkah kita bahwa begitu banyak orang rela merangkulmu hanya karena kamu adalah aset berharga mereka untuk membuat mereka berada pada posisi beruntung. Ketika mereka diuntungkan, mereka akan selalu memihak kita tapi saat mereka merasa diberikan beban maka mereka akan lari menjauh. Hitunglah ada berapa banyak orang yang berada di sisimu saat kamu terjatuh?Hitunglah. Apakah mereka ada untukmu? Bukankah ada banyak sekali orang di dekatmu saat kamu jaya?Ada banyak sekali orang yang ikut tertawa bersamamu saat kemenangan bersamamu. Lalu saat kamu gagal?Mereka hilang satu persatu. Mereka pergi meninggalkanmu. Menjadikanmu kesepian, sendiri, dan merasa tanpa siapapun.
Itulah dunia, Kawan...
Saat kau dan orang-orang memiliki kesukaan yang sama, mereka akan bersamamu. Mereka akan tertawa bersamamu. Tapi mereka akankah datang untukmu untuk ikut menangis bersamamu??
Pertemanan itu hanyalah hubungan profesional. Saat kita memberi terbaik dan orang akan memberimu terbaik. Hanya sebatas itu. Imbal jasa. Balas budi. Jika mereka sanggup melakukannya, itu tahap pertama pertemanan. Selanjutnya, mereka mulai mampu merasakan yang kita rasakan. Itu sudah tahapan berikutnya. Tapi selanjutnya tak akan ada. Hanya berhenti di situ.
Hanya di situ.
It hurts
Pernah belajar menggunakan panah?
Saya belum pernah tapi saya mulai membayangkan bagaimana rasanya terpanah, mati dengan pelan tapi menyakitkan. Saya tidak pernah membayangkannya sebelum saya merasakan ada satu panah beracun menancap dalam dada saya.
Saya bahkan tak tahu darimana panah itu berasal. Saya hanya bisa merasakan tepat saat panah itu menembus daging dan masuk dalam titik tengah dada saya.
Saya tak tahu apa yang terjadi. Saya tak tahu.....
Yang saya rasakan sakit teramat untuk beberapa detik. Kemudian semua seperti sama. Tak ada sakit lagi. Entah karena kesadaran saya mulai menghilang atau racun dalam panah itu benar-benar telah membunuh saraf saya.
Meski teramat sakit tapi tak ada airmata. Tak ada rintihan.
Saya masih bisa tersenyum.
Beberapa detik saya seperti mengingat bahwa saya pernah merasakan rasa sakit yang sama. Seperti 8 tahun yang lalu. Dulu mungkin akan seperti ini. Tapi kenangan menghapus rasa hanya menyisakan gambar dari wajah dan kondisi.
Tapi sepertinya rasa ini lebih sakit. Beberapa detik sebelumnya saya ingin sekali panah ini ada. Dengan ketangguhan, saya pikir akan mudah menanganinya tapi ternyata saya salah. Ini lebih sakit dari yang sebenarnya.
Apa Adanya Bukan Berarti Berserah Diri
Hai Kawan, sudah lama saya tak menulis di blog ini. Hari ini saya terinspirasi dengan kehidupan sekitar saya jadi saya ingin menuliskan opini saya.
Pernahkah Anda mendengar tentang orang yang mengatakan "menjadi apa adanya"? Sepertinya sering. Baiklah kita perlu bahas ini lebih mendalam.
Bagi beberapa orang, mengatakan "saya apa adanya" sepertinya mudah tapi dibalik kata itu tersimpan begitu banyak makna. Sering orang mengatakannya saat dia terdesak, terpojok, tak punya pembelaan lain selain itu saat orang-orang memberinya saran atau cenderung saat orang-orang memberinya kritik yang pedas. Menurut hemat saya, menjadi apa adanya itu sangat baik tapi dalam konteks tertentu. Apa adanya itu bukan diam, pasrah, berserah diri. Apa adanya bukan berarti membiarkan segalanya berjalan mengikuti arus tanpa melakukan apapun. Kawan, kita ini manusia. Manusia tercipta menjadi obyek yang dinamis. Sangat tidak baik jika kita mengatakan itu hanya karena kita ingin membela diri tanpa kita melakukan apapun.
Kawan, Tuhan memberi kita begitu banyak anugerah yang harus kita syukuri. Cara bersyukur ada banyak. Selain mengucapkannya dalam kata-kata, kita juga harus mensyukurinya dengan cara "merawat" dan mempertahankannya agar tetap baik. Itu adalah cara terbaik yang bisa kita lakukan. Diri kita ini adalah aset luar biasa yang diberikan Tuhan pada kita, sadarkah kita dengan hal itu? Anda bisa membayangkan saat Anda membeli barang. Anda pasti membelinya setelah Anda memilih dengan sangat detail dan tentunya itu adalah barang terbaik dari yang baik. Barang itu tentunya barang berharga untuk Anda dan Anda tentu tidak ingin barang tersebut mudah rusak dan hilang keindahannya. Nah, seharusnya kita memperlakukan diri kita juga begitu. Kita harus merawatnya dengan baik agar tidak menjadi buruk setelah Tuhan memberi kita dengan gratis.
Ketika seorang gadis bilang "ini saya yang apa adanya" tanpa dia melakukan apa-apa, itu tidak baik. Setidaknya ia harus merawat dirinya dengan baik. Memberikan tampilan terbaik dari apa yang bisa dia tampilkan. Bukankah orang akan menghargai kita jika bisa menghargai diri kita sendiri!
Memberi tahu semua orang betapa lugu kita dengan berbagai macam kata-kata dan cara bukan berarti dia apa adanya. Justru orang yang diam tanpa mengatakan dan mengungkapkan betapa lugunya dia, malah itu yang sesungguhnya lugu. Orang lugu tidak pernah meminta orang lain mengatakan lugu padanya. Begitu pula orang yang merasa apa adanya tidak perlu menunggui orang mengatakan tentang apa adanya dalam dirinya.
Apa adanya itu setelah kita berusaha membuat diri kita dalam hal terbaik lalu mengatakan "inilah diri saya. Saya berharap Anda menerima kondisi dan keadaan saya yang seperti ini. Kondisi dan keadaan yang saya usahakan terbaik saya tampilkan untuk Anda". Itu yang tepat. Dan jika ada yang menyukai kita setelah keterbukaan itu, maka itulah makna "apa adanya" yang sebenarnya.
Bagian Hidupmu
Ada saat dimana angin tak bisa menyejukkanmu lewat hembusannya.
Bukan karena dia tak sesegar biasanya tapi kau sudah tak percaya padanya untuk membuatmu segar.
Ada bagian dalam hidupmu yang begitu akan mempengaruhimu dengan ketidakmengertianmu. Itu bagian dari hal yang sulit dipahami tapi sangat merubah hidupmu.
Ada saat dimana angin itu sangat kau inginkan kehadirannya, sangat kau rindukan. kerinduanmu itu sangat menyiksamu hingga tiap napas yang kau hirup malah menyesakkanmu. namun, saat angin itu datang, semua terasa biasa. Semua tak sebanding dengan saat kau mengharapkannya. entahlah itu karena hatimu yang berubah atau angin yang berubah. kau yang tak lagi menganggapnya berarti atau angin yang sudah mengabaikanmu, tak lagi menyebutmu dalam hembusannya.
Ada bagian dari hidupmu yang tak kau mengerti tapi itu mengajarimu untuk menelusurinya lebih dalam.
Ada bagian dalam hidupmu yang akan tetap jadi misteri. Biarkanlah, semua itu akan membuat hidupmu lebih indah.
Ada yang Terjadi yang Tak Kau Tahu
Siapa bilang menyembunyikan sesuatu itu salah. Tidak dalam beberapa
hal. Termasuk tentang perasaan yang dirasakan. Ada saat dimana perasaan
tidak bisa diungkapkan, tidak seharusnya diungkapkan, bahkan tidak
mungkin. Terkadang menahan perasaan itu amatlah sulit apalagi jika itu
sangat dalam.
Mencintai seseorang sewajarnya diketahui
orang yang dicintai. Tentu akan bahagia jika saling bertemu
perasaannya. Tapi ada juga, saat satu sama lain saling menyukai tapi tahu
bahwa tidak akan pernah bersatu. Mungkin langkah paling tepat adalah
menyembunyikannya. Mungkin juga satu sama lain itu tidak saling tahu
perasaan masing-masing. Memendamnya sendiri tanpa menunjukkan perasaannya. Menyukai dengan hati dalam dan tulus. Hanya Allah yang tahu.
Menahan
perasaan masing-masing seperti tidak ada apa-apa. Tapi mata jauh lebih
jujur dari suara mulut. Terkadang untuk melihat dalamnya hati cukup
dengan memandang mata.
Meski tidak sepenuhnya yakin
tapi pasti ada sepotong kejujuran yang ada di dalam mata itu. Tentang
perasaan yang terpendam, begitu dalam dan mencekam hati begitu erat.
Ada
saat rasa ingin memiliki, rasa cemburu, rasa rindu, jengkel, atau
marah. Tapi itulah arti dari dalamnya perasaan. Semua itu tidak akan
muncul saat seseorang mengabaikan orang lain. Tapi begitu berartinya
orang itu hingga bisa memunculkan perasaan seperti itu.
Saat
dekat tidak sanggup mengatakan apapun. Mau bicara apa. Bingung mencari
topik, takut salah bicara dan malah menyebabkan aneh. Perasaan nyaman
saat dia ada, sudah cukup untuk menenangkan hati.
Saat jauh, ingin sekali mengatakan "aku butuh kamu" tapi tidak memiliki keberanian sebesar itu. Ingin mengatakan bahwa "kamu orang yang penting buatku, jangan jauh dariku", tapi lagi-lagi tak bisa.
Jika bisa membayangkan, akan sangat indah jika bisa bersama, melakukan hal yang disuka bersama. menyukai aktifitas dan hal-hal lain yang sama, sangat menyenangkan. Menyukai makanan yang sama, musik yang sama, aktifitas sama, mungkin bisa terlahir untuk bersama.
Tapi saat menyadari bahwa kebersamaan itu hanya mimpi, semua terasa menyedihkan dan tragis. 2 hati yang siap menyatu tapi takdir tak bisa menyatukan. Mungkin itu yang terjadi.
Yang bisa dilakukan hanya membiarkan perasaan itu tumbuh lalu menunggu badai untuk meruntuhkannya. Hanya mampu mencintai dari dalam hati dan menyebutnya sebagai orang lain. Hanya mampu melihat dari kejauhan, memastikan dia baik-baik saja dalam lindungan Allah.
Hanya itu yang bisa dilakukan.
Kau dan Dia
Aku yakin, di dunia ini tidak ada yang kebetulan. Setiap pertemuan yang terjadi pasti ada karena suatu alasan. Mungkin akan menjadi rangkaian kejadian berlanjut dalam kehidupan atau berhenti saat pertemuan pertama.
Seperti saat aku bertemu dengan beberapa orang yang kini berlanjut membentuk skenario hidup untukku. Membentuk kisah yang dulu tak aku harapkan menjadi sesulit ini. Tapi itulah hidup. Aku harus melalui ini. Karena Allah ingin hidupku begini. Ini adalah rangkaian cerita yang menjadikanku lakon utama bagi kehidupanku.
Dia, seorang yang aku lihat untuk pertama kali. Saat itu aku merasa dekat dengannya. Seperti aku akan hidup lebih lama dan bertemu dia lagi suatu ketika. Dan itu terwujud. Dia sekarang menjadi bagian hidupku, menjadi salah satu tokoh dalam drama hidupku dan sekat denganku.
Dia, seorang yang lewat di depanku. Pandanganku tak bisa beralih darinya. Entah mengapa aku merasa mengenalnya meski belum penah tahu nama, asal, siapa dia. Tapi aku yakin aku akan menemuinya kembali. Dan sekarang, dia juga ada dalam kisahku. Begutu pula seseorang lainnya yang ternyata adalah kawannya.
Oh Tuhan, inilah pemberitahuanMu yang dulu Kau beri. Dan sekarang terbukti.
Terima kasih sudah membiarkan mereka ada dalam hidupku.
Suatu Masa Kau Bukan Hujan
Aku merasakan dingin diantara hangatnya perasaanku sendiri
Aku tak bisa bedakan deras atau rintik
tapi aku yakin kalau ini yang dinamakan kekaguman
Hujan....
Mungkin turun di saat yang tepat
tepat saat aku butuhkan untuk mengguyur air mata
yang tak bisa berhenti
Tak akan ada yang tahu bahwa ada tetes luka
diantara luruhan air dari langit itu
Tak ada yang tahu pula saat timbulnya suka diantara perih
bahkan aku pun tak tahu
Yang aku tahu,
setelahnya aku sering merindukannya
merindu untuk didampingi, dijaga, dan dihapuskan laraku
Ada kalanya hujan yang aku rindukan itu
membawa cinta dan juga rasa sakit
Tak selalu dari rintik atau derasnya
tapi dari kelembutannya pun terkadang menggoreskan luka dalam jantung
Aku hanya ingin hujan turun untukku,
hanya berkawan denganku,
tapi harus aku akui dia bukan hanya untukku
Dia datang membawa sejuta harapan untuk semua orang
Dia datang untuk membuat semua tertawa...bahagia...
Aku makin sadar,
aku hanya satu dari sekian banyak yang merindukannya
aku hanya satu dari sekian banyak yang mengaguminya
yang hanya akan menjadi satu dari sekian banyak
yang dia buat jatuh hati
Egoiskah aku jika aku ingin hujan turun hanya untukku???
Egoiskah aku jika aku ingin hujan menganggap
hanya aku yang penting???
Aku tak bisa memintanya,
tak bisa pula mengatakannya...
Aku tak mau mengubah peran pentingnya bagi kehidupan
Aku tak mau cintaku hanya membuatnya melalaikan kewajiban
Aku ingin menyayanginya dari kejauhan
Meski dia tak kan pernah tahu
betapa dalamnya dia menanamkan akar cinta di hatiku
Dan biar Tuhanku Yang Maha Mencinta yang tahu,
yang mengerti arti dia bagiku,
yang memahami betapa banyaknya butiran suci dari mataku
yang terselip diantara doa harapan
Aku yakin Tuhan tak mengabaikanku,
Tuhan tak kan membiarkanku menua dalam pengharapan kosong
Dan jika Tuhan tak memberikannya sebagai hadiah untukku,
aku hanya bisa memberinya kado terbaik yang aku miliki
doa dan kenangan yang tersimpan rapi dalam memoriku
Mungkin pada suatu masa dia akan datang lagi padaku,
pada masa lain,
mungkin dimensi lain,
mungkin kelahiran yang lain
Dan jika itu terjadi,
aku ingin meminta pada Tuhan :
"Tuhan, jangan jadikan dia hujan.
Hamba tak sanggup melihatnya terlahir untuk semua orang.
Jadikanlah ia seorang lelaki gagah yang hanya hidup
untuk jadi penjagaku. Lelaki yang mencintaiku.... hanya mencintaiku.
Lelaki yang memiliki jemari yang hanya akan menggenggam tanganku,
bukan jemari semua wanita.
Dan hamba akan menyerahkan hidup hamba untuknya.
Untuk jadi pendamping setianya yang patuh."
Aku tak bisa bedakan deras atau rintik
tapi aku yakin kalau ini yang dinamakan kekaguman
Hujan....
Mungkin turun di saat yang tepat
tepat saat aku butuhkan untuk mengguyur air mata
yang tak bisa berhenti
Tak akan ada yang tahu bahwa ada tetes luka
diantara luruhan air dari langit itu
Tak ada yang tahu pula saat timbulnya suka diantara perih
bahkan aku pun tak tahu
Yang aku tahu,
setelahnya aku sering merindukannya
merindu untuk didampingi, dijaga, dan dihapuskan laraku
Ada kalanya hujan yang aku rindukan itu
membawa cinta dan juga rasa sakit
Tak selalu dari rintik atau derasnya
tapi dari kelembutannya pun terkadang menggoreskan luka dalam jantung
Aku hanya ingin hujan turun untukku,
hanya berkawan denganku,
tapi harus aku akui dia bukan hanya untukku
Dia datang membawa sejuta harapan untuk semua orang
Dia datang untuk membuat semua tertawa...bahagia...
Aku makin sadar,
aku hanya satu dari sekian banyak yang merindukannya
aku hanya satu dari sekian banyak yang mengaguminya
yang hanya akan menjadi satu dari sekian banyak
yang dia buat jatuh hati
Egoiskah aku jika aku ingin hujan turun hanya untukku???
Egoiskah aku jika aku ingin hujan menganggap
hanya aku yang penting???
Aku tak bisa memintanya,
tak bisa pula mengatakannya...
Aku tak mau mengubah peran pentingnya bagi kehidupan
Aku tak mau cintaku hanya membuatnya melalaikan kewajiban
Aku ingin menyayanginya dari kejauhan
Meski dia tak kan pernah tahu
betapa dalamnya dia menanamkan akar cinta di hatiku
Dan biar Tuhanku Yang Maha Mencinta yang tahu,
yang mengerti arti dia bagiku,
yang memahami betapa banyaknya butiran suci dari mataku
yang terselip diantara doa harapan
Aku yakin Tuhan tak mengabaikanku,
Tuhan tak kan membiarkanku menua dalam pengharapan kosong
Dan jika Tuhan tak memberikannya sebagai hadiah untukku,
aku hanya bisa memberinya kado terbaik yang aku miliki
doa dan kenangan yang tersimpan rapi dalam memoriku
Mungkin pada suatu masa dia akan datang lagi padaku,
pada masa lain,
mungkin dimensi lain,
mungkin kelahiran yang lain
Dan jika itu terjadi,
aku ingin meminta pada Tuhan :
"Tuhan, jangan jadikan dia hujan.
Hamba tak sanggup melihatnya terlahir untuk semua orang.
Jadikanlah ia seorang lelaki gagah yang hanya hidup
untuk jadi penjagaku. Lelaki yang mencintaiku.... hanya mencintaiku.
Lelaki yang memiliki jemari yang hanya akan menggenggam tanganku,
bukan jemari semua wanita.
Dan hamba akan menyerahkan hidup hamba untuknya.
Untuk jadi pendamping setianya yang patuh."
Langganan:
Postingan (Atom)