Semoga menjadi dongeng indah bagi Anda.
Di suatu negeri antah berantah.
Alkisah, ada seorang putri, seorang yang entah disebut memiliki keberuntungan atau justru harus rela menerima kutukan.
Hidupnya tidak seperti manusia lainnya. Tuhan memberikan beberapa hal yang sangat jarang diberikan kepada manusia lainnya tapi Tuhan juga tidak membiarkannya merasakan beberapa hal yang manusia lainnya miliki.
Putri ini memiliki beberapa The Guardian Angels yang ke depannya akan saya sebut menjadi TGA, beberapa TGA.
Dalam salah satu penggalan kisah hidupnya, suatu hari, Putri dihadapkan dalam pilihan sulit dalam hidupnya. Untuk setelah sekian lama hatinya tertutup, akhirnya dia jatuh cinta kembali pada seorang pria. Pria ini adalah pria sederhana di mata orang lain. Bahkan pria ini underestimate terhadap dirinya sendiri. Tapi Sang Putri bisa melihat apa yang tidak orang lain lihat dalam diri pria itu. Dan untuk itulah, Putri jatuh cinta padanya. Putri dan pria ini menjalani hari-hari bersama dalam tantangan hubungan yang semakin rumit. Putri tahu dirinya di tes Tuhan beberapa kali, apakah mampu bersama pria ini. Bahkan TGA nya juga melakukan hal sama. Putri melalui tesnya dengan baik dan dianggap lulus. Suatu ketika, TGA menyampaikan pada Putri bahwa mereka ingin mengetes pria itu. TGA mengatakan bahwa hanya pria terpilih yang bisa menyanding Sang Putri. TGA melihat Sang Putri begitu terikat secara emosional dengan pria ini sehingga TGA tidak ingin jika suatu hari pria ini menyakitinya. Saat TGA hendak melakukan tesnya, Putri ditanya tentang keyakinannya pada pria ini. Dengan sangat yakin, Putri berkata bahwa pria ini akan lulus pada tes terhadapnya.
Lalu Putri ini dibawa pada suatu tempat "simulasi" oleh TGA.
Di sana, dia melihat pria itu sedang berdiri di tepi jurang. Putri mendatanginya dengan penuh cinta kasih. Namun semakin dekat, Putri melihat wanita lain di sebelah pria itu.
Lalu TGA berkata, "Sekarang kami akan mengetesnya, jika kalian bertiga kami buat dalam situasi kritis antara hidup dan mati, siapa yang akan diselamatkan pria itu."
Putri yang mulai khawatir, entah mengapa hatinya mulai meragu saat itu, tapi dia tetap menjawab,"Dia bilang bahwa dia sangat mencintaiku, jadi aku tetap yakin bahwa aku yang akan diselamatkannya". Putri mengatakan itu dengan suaranya yang bergetar, dengan perasaan kacau. Lalu, belum lama setelahnya tiba tiba bumi seakan berguncang dengan hebat. Bahkan gunung seakan runtuh. Tiba-tiba saja, Putri, pria itu, dan seorang wanita terjatuh di tanah. Badan ketiganya mulai terlempar dan di sanalah mereka berada, di tepi sebuah jurang yang teramat dalam. Si pria dengan susah payah berhasil naik ke bagian atas. Tapi Sang Putri dan seorang wanita lainnya tengah bergantung pada batu di tepi jurang. Pria itu pun segera mendatangi mereka berdua. Dia berusaha menarik tangan Putri dan wanita itu. Tapi bumi yang bergoncang semakin besar membuat pria itu mulai kehilangan tenaga dan lelah. Dia mulai putus asa. Dia bersusah payah menyelamatkan keduanya. Wanita yang dicoba diselamatkan oleh pria itu terlihat dingin, dia menggenggam tangan Si Pria. Dia seolah tidak peduli dengan ekspresi lelah Si Pria yang berusaha menyelamatkannya. Sedangkan Sang Putri yang juga berada dalam situasi hidup dan mati melihat lekat-lekat wajah kekasihnya itu. Dia begitu iba melihat rasa sakit dan lelah di wajah kekasihnya. Lalu Putri berkata, "Duhai kekasihku, lelaki yang ku cintai, kamu tidak akan bisa menyelamatkan kami berdua. Hanya ada satu yang bisa kamu selamatkan". Putri mengatakan itu dengan meneteskan air mata. Andai saja Putri bisa memilih maka dia benar-benar tidak ingin kekasihnya kesakitan. Dia begitu menyayanginya. Terlintas dalam benak Putri untuk membiarkan tangannya terlepas agar pria yang dia cintai tidak kesusahan. Tapi, jika hal itu terjadi maka juga berarti Putri siap merelakan hidupnya diambil oleh kematian. Bukan kematian yang dia takutkan tapi berpisah dengan kekasihnya itu akan membuatnya dipenuhi kesedihan. Dia tidak sanggup kehilangan kekasihnya.
Cukup lama pria itu berusaha menarik keduanya, Sang Putri terus menatap lekat wajahnya dengan penuh cinta. Sedangkan wanita itu semakin erat menggenggam tangan si pria dan bahkan dia mulai menarik tangan si pria. Pria itu semakin kesakitan dan kelelahan. Hingga beberapa saat kemudian, tiba-tiba pria itu melepaskan genggamannya pada Sang Putri. Maka Sang Putri mulai terjatuh ke jurang. Dalam beberapa saat itu, seakan Putri melayang dengan perlahan. Dia menatap lekat wajah kekasih yang dicintainya. Air matanya tidak terbendung. Kekasih yang begitu ia sayangi, tega melepaskan genggaman tangannya. Hati Putri begitu hancur, lebih dari kehancuran fisik yang akan dia terima.
Pria itu memilih menyelamatkan wanita itu.
Tidak ada kehancuran lebih yang bisa dirasakan Sang Putri lebih dari melihat pria yang begitu dicintainya memilih mengorbankan dirinya demi menyelamatkan wanita itu.
Belum selesai Putri mengalami hal buruk itu, TGA langsung datang. Dia menarik badan Sang Putri dan membawanya kembali ke atas gunung.
TGA tertawa begitu keras dan berkata, "Sekarang lihatlah. Pria yang kamu cintai dengan segenap hatimu itu menghianatimu. Dia melepaskan genggamannya. Tes ini sudah selesai, kamu sudah tahu hasilnya".
Putri terdiam, tertegun. Dia tahu ini hanya "simulasi" tapi dia juga sangat paham bahwa hasil tes ini adalah kegagalan.
3 hari berlalu, Putri menutupi semuanya. Dia mencoba menjalani hari-hari dengan biasanya walau dengan perasaan kacau.
Tepat saat bulan mulai menunjukkan dirinya, pria itu...pria yang begitu dia cintai memutuskan hubungannya dengan Sang Putri. Kejadian traumatis sebagai pembuka akhir kisah itu laksana memutar "simulasi" yang telah Sang Putri alami. Dan yah, sesuai dengan hasil tes bahwa pria ini gagal.
Kehidupan yang berat dilalui oleh Putri. Banyak hal dan perubahan dalam hidupnya terjadi.
Awalnya Putri mengira semua telah berakhir saat itu. Bahkan, Putri mengetahui, pria itu sudah mulai menjalani kehidupannya dengan normal bersama wanita lainnya.
Tapi semuanya mulai mencemaskan saat TGA mendatanginya dan berkata pada Sang Putri, "Katakan, jika sesuatu yang sudah ditetapkan Tuhan menjadi milikmu, bahkan jika kamu membencinya, apakah kamu akan menolaknya?".
Putri mulai bertanya-tanya apa maksudnya.
"Jika pria itu harus dihukum karena kesalahannya padamu, lalu dia akan mengambil tesnya kembali, apabila dia lulus, kamu mau menerimanya kembali?", ungkap TGA.
Putri diam saja mendengar itu. Rasanya, kejadian traumatis itu masih membekas dengan sangat jelas.
Dan di akhir perbincangan itu, Putri berkata pada TGA, "Jika Tuhan sendiri yang menuliskannya, jika pria itu memang takdirku, biarkanlah dia mencariku, mendatangiku, memaksaku bersamanya, hingga pada titik, dia dan Tuhan harus memaksaku bersamanya!"
Begitulah sepenggal kisah cinta dari Sang Putri dan pria itu.
Kisah ini kita akhiri sampai di sini dulu.
Next session, akan saya ceritakan kembali kisah Sang Putri dan pria itu pada rangkaian kisah lainnya.
Selamat menunggu.
0 komentar:
Posting Komentar