Ada banyak kelebihan
yang ditolak manusia. Seperti kelebihan wanita untuk bisa mengerjakan
kewajibannya yang kemudian menjadi suatu hal memalukan karena perkembangan
zaman. Sampai hari ini saya sendiri dan mungkin beberapa teman wanita lainnya
jika ditanya, “bisa memasak?”, kebanyakan akan menjawab tidak bisa. Padahal mungkin
sebenarnya justru bisa. Saya sendiri meski bukan seorang expert tapi saya bisa.
Bahkan jika diminta berkreasi dengan bahan makanan, saya termasuk orang yang
kreatif. Terbukti dengan teman-teman yang merasakan masakan saya, memuji hasil
kreasi saya.
Saya adalah seorang
cewek yang lebih bangga jika menjalani peran seorang laki-laki. Saya sempat
malu menjadi wanita karena dalam benak saya wanita itu lemah. Sehingga lebih
dari 20 tahun saya berusaha menjadi laki-laki. Tapi saya bukan termasuk orang
yang ekstrem dengan merubah diri menjadi laki-laki. Saya hanya melakukan
beberapa hal yang dilakukan laki-laki seperti bermain bola, memotong rambut
pendek, bersikap layaknya laki-laki yang bijak, yang suka menolong lain. Intinya
saya ingin menjadi panutan yang baik untuk teman laki-laki saya, yang saya pikir
kurang bisa disebut lelaki!
Saya pun mengabaikan
kelebihan saya sebagai wanita. Seperti halnya saya yang bisa memasak kemudian
jarang melakukannya. Saya malu ketika saya bisa memasak.
Setelah sekian lama
membiarkan kesalahan saya itu, saya perlahan menemukan fakta bahwa saya
seharusnya bisa bersyukur karena bisa menjadi wanita yang utuh. Teman saya
banyak yang bercerita bahwa dia hidup di lingkungan dengan seorang ibu/ kakak
wanita yang tidak bisa memasak. Tiap hari mereka membeli makanan. Jika dilihat
dari ekonomi, bisa saja itu dilakukan. Toh, yang seperti itu biasanya dari
keluarga yang mampu. Tapi secara mental, saya kasihan terhadap mereka. Tak ada
rasa kerinduan terhadap lezatnya masakan seorang ibu. Tak ada kebanggan seorang
anak atas ibu yang sanggup bahkan ahli memasak. Tak ada cinta dalam selembar
roti manis. Tak ada!
Sejak saat itu saya
berpikir bahwa akan sangat membanggakan dengan saya bisa memasak. Saya akan
bisa membuatkan suami dan anak-anak saya masakan yang saya masak dengan cinta
kasih, dengan perhatian, dan tentunya dengan proses sebaik mungkin yang bisa
langsung saya pastikan keamanannya. Dan mulai hari ini dengan komitmen terbaik
saya akan menjadi seorang wanita seutuhnya yang sukses sebagai seoarng wanita
karir dan ibu rumah tangga yang baik. Saya akan pastikan, suami dan anak-anak saya
akan menjadi raja dalam rumah yang saya rawat dengan baik.